Infoseputarsemarangonline - Goa kreo semarang adalah sebuah tempat wisata yang cukup terkenal di kota semarang, tempat ini terletak di daerah jatibarang yang dulunya terkenal sebagai tempat pembuangan sampah akhir (TPA) di kota semarang. Sekarang ini setelah jatibarang dibangun menjadi sebuah waduk yang berfungsi sebagai alat pengontrol banjir di semarang bagian bawah, sebagai persediaan air minum dan untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di kota semarang, membuat tempat wisata yang menyuguhkan atraksi monyet liar penunggu lokasi goa kreo ini menjadi ikut terangkat dan semakin ramai dikunjungi, karena keindahan alam yang semakin mempesona semenjak waduk itu dibangun.
Goa kreo adalah sebuah lokasi wisata di kota semarang yang diyakini sebagai petilasan Sunan Kali jaga, salah satu wali dari wali songo. Dimana beliau sempat beristirahat di dalam goa kreo ini saat melakukan perjalanan mencari kayu jati untuk membangun Mesjid Agung Demak . Ketika itu
menurut legenda Sunan Kalijaga bertemu dengan sekawanan kera yang
kemudian disuruh menjaga kayu jati tersebut. Kata “Kreo” berasal dari
kata Mangreho yang berarti peliharalah atau jagalah. Kata inilah yang
kemudian menjadikan goa ini disebut Goa Kreo dan sejak itu kawanan kera
yang menghuni kawasan ini dianggap sebagai penunggu dari kawasan goa tersebut.
Monyet-monyet liar yang berada di goa kreo ini adalah monyet ekor panjang jenis Macaca fascicularis, monyet yang ada di sini termasuk monyet yang cukup jinak. Dibawah lokasi wisata ini terhampar waduk jatibarang yang cukup luas, yang memberikan atraksi wisata alam tersendiri. Sementara disebelah Utara Goa Kreo terdapat air terjun yang berasal dari berbagai
sumber mata air yang jernih dan tidak kering meski musim kemarau
panjang. Kawasan Wisata Goa Kreo Semarang ini berada di Dukuh Talun Kacang, Desa Kandri, Kecamatan Gunungpati, Semarang. Untuk mencapai lokasi ini dari simpang lima kita mengarah ke barat kota semarang, menuju arah jalan gunung pati, daerah kelahiran komedian ibu kota yang sangat terkenal, mas Reynaldi "Tukul" Arwana.
0 komentar:
Posting Komentar